Tanah
Mengajarkan kesabaran memikul beban kehidupan
Ia tahu, tanpanya semua menjadi tumbang
Tak peduli diri t'lah jatuh, sakit pula terinjak
Langit
Mengajarkan kesabaran bertahan
Ia tahu, menyerah pada kejamnya matahari dan musim
Hanya menjadi limbung ia terjun ke dasar
Pohon
Mengajarkan kebaikan berbagi
Ia tahu, ia jantung mereka dan tak ada yang mampu memenuhi kebutuhan sendiri
Tak peduli pada perlakuan yang berduri
Semut
Mengajarkan kesetiaan pada kebersamaan
Ia tahu, hidup tak mampu dijalani seorang
Sapa jabat pada setiap jengkal langkah adalah niscaya
Air
Mengajarkan ketenangan yang menjanjikan
Ia tahu, keserakahan adalah petaka
Hidup biarlah mengalir saja pada salurannya
Dunia
Mengajarkan kedamaian
Di tengah petir badai warna kehidupan
Ponorogo, 12 Maret 2013
Puisi ini dulu kubuat untuk kuikutsertakan dalam buruan yang diselenggarakan oleh Grup Komunitas Pecinta Puisi. Alhasil, aku dapat peringkat dua dan dapat reward pulsa 25.000 secara gratis. [Syek asyeekkk :D] Aku suka banget sama puisi ini karena menurutku inspiring. Walau diksinya kurang ngena dan maknanya mencolok banget di bait-baitnya, tapi menurutku isinya dalem. [bikin sendiri, dipuji sendiri -_-]
Inilah beberapa respon teman-teman terhadap puisi di atas :)
Inilah beberapa respon teman-teman terhadap puisi di atas :)
0 komentar :
Posting Komentar