Tampilkan postingan dengan label catatan harian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label catatan harian. Tampilkan semua postingan

Selasa, 06 Agustus 2013

Catatan Harian#2 :: Dreaming? Imposible for Me, Maybe (Blessing in Disguise)

Yang nulis Unknown di 8/06/2013 10:45:00 PM 3 komentar
Apakah kita berbicara tentang mimpi? Banyak orang yang berkata bahwa hidup, kesuksesan dan keberhasilan itu berawal dari mimpi. Semua orang pun membangun mimpi-mimpi mereka setinggi langit. Namun, tidak denganku. Suatu kenyataan bahwa aku tidak mempunyai sebuah mimpi [ow ow :o]. Mungkin karena aku sudah “trauma” untuk bermimpi. Trauma? What happened? Apa yang terjadi? [sok penuh tanda tanya :P]

Taked from Google Image

Past Moment
Dulu [lagak serius mengawang masa lalu -_-], aku membangun batu-batu mimpi yang tinggi dengan kokohnya. Setiap hari aku terus membangun dan memperkokoh. Aku tidak hanya bermimpi dalam tidur maupun dalam lamun. Aku, seperti kebanyakan orang sukses lakukan, terus berusaha dengan giatnya hingga prestasi terus kutoreh sepanjang waktu.

Taked from Google Image
Dan akhirnya, tibalah aku menerima hasil, ketika peluang untuk mewujudkan mimpi telah di genggamanku. Bayangan indah akan mimpi-mimpiku yang hendak menjadi nyata telah menari-nari di benakku. Hingga suatu ketika saat mimpi yang bercahaya itu hendak kugenggam ...

Taked from Google Image
Aku meminta izin dan restu kepada orang tua untuk meraih apa yang kutunggu selama ini. Dan, sungguh tak dinyana mereka tidak mengizinkanku untuk benar-benar memiliki mimpi itu karena mengharuskanku mengelana jauh. Suatu kenyataan pahit yang ku rasakan kala itu bahkan hingga sekarang, mungkin. :( :'(

Sampai saat inipun aku seringkali bertanya dalam lamun tentang apa, mengapa dan bagaimana mungkin orang tuaku tidak mengizinkanku. Berbagai alasan yang mereka tuturkan memang sangat masuk akal. Aku sebagai seorang anak juga mengerti betul bahwa setiap orang tua berharap kebaikan pada anaknya. Apalagi kedua orang tuaku bukanlah orang yang buta aksara dan telah memakan bangku sekolah sampai perguruan tinggi, bahkan. Namun, tetap saja pada akhirnya lelehan air mata yang mengakhiri lamunan yang berkecamuk. [bukan sok melancois dan tanpa pencitraan T_T]

Apa sebenarnya mimpi yang kubangun? Study aboard atau setidaknya Malang-Surabaya-Jogja-Jakarta. Bukan mahal biaya yang dipermasalahkan di sini, karena yang akan ku lalui adalah jalur beasiswa entah apa bentuknya. Hmmm, bukan hal yang buruk dan harusnya patut dibanggakan untuk sekadar berangan bisa mengenyam pengalaman di tempat yang jauh. Apa yang salah? What's wrong? Nothing. Hanya pandangan orang tua seringkali tidak bisa kita pahami. Tapi, bagaimanapun itu, tiada yang bisa disalahkan atas semua persepsi mereka.

Now!
Mimpi. Itu adalah cerita dulu. Sedikit demi sedikit aku bangkit apalagi kulihat banyak orang hebat yang kutemu di kampung kecil ini. Kampung kecil? Ya, kuanggap duniaku ini adalah kampung yang tak berarti sekadar untuk mencari sebuah keberuntungan. Namun mereka yang hebat, memilih untuk di sini adalah sebuah motivasi untukku. Aku sadar, aku tak perlu berkelana jauh untuk memperjuangkan sesuatu yang besar dan menjadi orang besar. Di kampung kecil ini, ada juga hal besar yang patut diperjuangkan. Ada lagi sebuah kalimat dari sahabat tercintaku yang membuatku semakin bangkit dan tertantang. Katanya, “Pandai dan besar di negeri orang itu sudah biasa. Namun, pandai dan besar di negeri sendiri, sungguh tak bisa diuangkan”.

Blessing in Disguise
Satu tahun yang lalu semua itu terjadi. Kesadaran akan kekecewaan yang terpendam seringkali masih muncul. Tapi, sisi sadarku yang lain tak mampu mengelak bahwa berbagai pelajaran berharga kudapat setahun ini. Di samping orang tua, begitu penting dan berharganya arti diriku sekadar membantu mereka meringankan beban berat yang dipikul, sekadar berbagi cerita susah atau apa. Di samping mereka aku juga lebih terjaga. Ini yang terpenting, belajar dan mempelajari hidup. Mungkin gelimang beasiswa yang menjanjikan ketenteraman belajar dengan full-facilitation membuatku buta. Baik memang, tapi terkadang kebaikan bisa melahirkan sebuah kisah tak diharapkan. Sebagaimana kita tahu sendiri tragedi anak rantau.

God Plan

Satu hal yang ku yakini, bahwa Tuhan punya cara sendiri, yang bahkan kita tidak akan pernah menyangkanya, perihal sebuah kejutan untuk sekadar membuat kita bahagia. Barangkali di suatu tempat dan di suatu waktu di masa depan ada secercah keindahan tak terkira tentang kebaikan dunia yang kutata sedemikian indah selama ini, terwujud dengan begitu apik oleh arsitektur rancangan Tuhan. :) "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al Baqarah : 216) [copas dari blognya Mbak Muna ^^]


Taked from Google Image
So, sekarang aku tak lagi membangun mimpi. Lagipula, mimpi adalah bunga tidur, bukan? Tak peduli mau jadi apa aku kelak, tak ada mimpi dan tak ada target. Yang terpenting bagiku adalah melakukan usaha yang terbaik segiat yang kubisa. Aku terus gigih seolah buta oleh kesilauan cahaya bahagia yang menantiku di depan sana. Walau aku hanya bisa duduk di kampung kecil ini, tapi aku akan buktikan bahwa aku bisa lebih dari mereka yang ada di jauh sana. Aku juga yakin bahwa Allah akan mempersiapkan hadiah terindah pada orang yang sabar dan tetap gigih. :D

Dream
Mungkin aku juga salah bilamana mengatakan bahwa aku tak lagi akan bermimpi, namun terus be and do the best, karena pada dasarnya tujuannya adalah kebahagiaan yang tiada tersangka. Bukankah bahagia juga sebuah mimpi. Maka, bermimpi bukanlah suatu kesalahan, tapi ia adalah doa dan benih yang hendak kita rawat. Keep your dream and do the best for get it! Hihihi ^^v

Taked from Google Image
Tulisan ini diikutsertakan dalam momtraveler’s first Giveaway “Blessing in Disguise:)


Selasa, 23 Juli 2013

Catatan Harian#1 :: Behind of MAKESTA SMP Ma'arif 1 Ponorogo (Day 1)

Yang nulis Unknown di 7/23/2013 09:28:00 AM 3 komentar

Bismillahirrahmanirrahim....

Pelaksana: Pimpinan Anak Cabang IPNU-IPPNU Kec. Ponorogo
Waktu: Tanggal 16 - 20 Juli 2013
Tempat: SMP Ma'arif 1 Ponorogo
Partisipan: Peserta Didik Kelas IX SMP Ma'arif 1 Ponorogo Tahun Ajaran 2013/2014

Day One [16 Juli 2013] :: Technical Meeting

What happened with our MAKESTA? Nothing. Cuman lucu aja. :D

MAKESTA, Masa Kesetiaan Anggota, adalah satu tahap paling bawah dari bentuk pelatihan dan pengkaderan yang ada di kalangan organisasi IPNU-IPPNU. Sebagaimana layaknya pengkaderan yang lain [baca: MOS, orientasi pengenalan sekolah, dll.] sebelum MAKESTA dilaksanakan, ada yang namanya technical meeting, yang bertujuan untuk pengenalan singkat dan penjabaran gambaran kegiatan.

Mmm..., aku bukan mau mengulas soal tetek bengek MAKESTA, tapi sekadar cerita tentang ada apa di balik MAKESTA yang aku handel ini [cuma jadi salah satunya aja :3]. Ini adalah kali pertama aku mengurus even gede yang sebagaimana telah disebut, MAKESTA. Sebelum hari ini tiba, jauh-jauh hari kami [panitia] telah membicarakan dengan panjang x lebar = luas [emang persegi panjang -_-] perihal even ini. Maklum, keanggotaan kami baru terbentuk setelah vakum satu generasi. Sebagai orang baru dengan program kerja pertama yang nggak kecil juga, maklum dong kalau kami mau give the best. :) *tepoktangan*plokplokplok

Mungkin karena baru juga dan belum punya banyak pengalaman, banyak banget kejadian miscomunication antar panitia [maklum aja ya. Yang udah purna juga pada sering gitu :P].

Jutek
Kesan pertama ketika bertemu dengan para partisipan saat technical meeting adalah sifat jutek dan bandel [minta ampun *ampuuunnn*]. Nggak tahu kenapa, tapi aku makluuummm banget [lumer :3]. Yah, mau dibilang alay bin lebay, nggak juga kali ya. Kesannya itu kayak aku [as panitia at all] ngawinin bokapnya dan ada kilatan di matanya kayak bilang, "Jangan harap lho bisa jadi enyak gue." Uuuhhh.... [tanpa pencitraan*mungkin sedikit ^^v] So, yang terjadi adalah kurang diperhatiin sama cewek-ceweknya. Seolah, "Lu selingkuhin pacar gue. I hate you." Dan, cowok-cowoknya bener perhatian, tapi bikin rusuh iya. Pakek bilang, "Abis kamu mbak pulang dari sini." [saking ramenya nggak bisa dihendel]

Mungkin kronologi sebenarnya adalah seperti ini:
Sebagaimana kebanyakan pengkaderan dan orientasi yang dikenal di Indonesia, penuh dengan warna peloncoan partisipan-partisipannya. Sebagai langkah kuda-kuda, mereka pasang bendera, "Let's fight! You're my enemy" [bener nggak ya english-nya*masa bodo]

Hal terburuk yang terjadi saat acara TM ini adalah bahwa di antara lima panitia yang hadir [aku, Sibe, Takek, Ely, Mbak Nishak], akulah yang handing room. Ngenes nggak sih [lebay -_-]. Karenanya, aku bawel aja waktu isi suara [nyrocooosss terus]. Aku bilang bahwa berhubung puasa, kita akan asyik-asyikan aja ngejalanin nih MAKESTA [ngeredam suasana*lah]. Dan alhasil, not bad. :)

Narsis
Ini nih salah satu miscomunicating yang terjadi di lapangan. TM waktu itu juga diisi dengan pembacaan tata tertib MAKESTA dan survival yang harus di bawa. One of them, adalah membuat ID card dari kertas karton dengan ditempeli foto paling narsis. Daaannn, ketika itu dibacakan, serentak pada syok [panitianya juga --"]. Ini nih gara-gara tatibnya lupa dirapatkan [buruk banget :(]. Aku sih nggak berpikir jauh-jauh dengan apa yang disampaikan Ely ini dan menganggapnya maklum. Nasi telah menjadi bubur. Semua sudah terlanjur keluar, kalau mau diralat banyak-banyak ntar ketahuan panitianya nggak persiapan lagi.

Yang buruk dari insiden ini adalah efeknya total banget di kemudian hari dan oh Tuhan, ntar aja ceritanya. Hiks :'(

Begitulah sedikit cerita di hari TM. Setelah pembacaan tatib selesai, muncullah generasi Bani Israel yang banyak tanya. "Kak, rok itemnya mexi boleh?" "Ada bordirnya gpp ya, Kak?" "Kak, motto hidup itu apaan sih?" "Kak, nggak pakek sabuk napa, Kak?" [eh, pakek nawar segala] "Kak, nggak punya baju putih lengan panjang." [Hellooo, it's not my bussiness]. Oh dear,.... Dan, akhirnya acara ini diakhiri dengan kebawelan para partisipan yang ngrengek minta cepet pulang [ampuuunnn].

Sampai jumpa di cerita Day Two! ^^

 

Griyo Ma Ziyya Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea